Aksi Pendekar Cilik Chairul Akbar pada Pembukaan kejurnas Asad



SOLO, 24/2 - KEJURNAS PENCAK SILAT.Chairul Akbar (5 tahun), pemenang seni festival silat di Korea memperagakan 100 jurus dalam 3 menit dalam pembukaan kejurnas pencak silat (persinas asad) di GOR Manahan, Solo, Kamis (24/2). Kejurnas pencak silat 2010 mengambil tema “Melalui kejurnaspersinas asad 2010 kita lestarikan pencak silat sebagai budaya nasional dan kita tingkatkan kualitas atlet menuju prestasi nasional dan internasional”. FOTO ANTARA/Akbar Nugroho Gumay/ [http://www.antarafoto.com/]
Fraga Siswa SMA Madani Peraih Medali Emas Kebumian Tingkat Nasional



Fraga Luzmi Fahmi siswa SMAN Model Terpadu Madani Palu,dan remaja LDII Palu,merupakan satu-satunya siswa Sulteng yang mampu meraih prestasi Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Jakarta untuk mata pelajaran kebumian. Di OSN, Fraga mampu meraih medali emas. Kini, Fraga menjadi wakil Indonesia untuk mengikuti International Earth Sains Olimpiad (IESO) di Taiwan.

ANAK pertama dari dua bersaudara pasangan Muballigh-Muballighot Sumuryanto dan Purwaningsih patut diacungi jempol. Prestasinya sangat membanggakan, tidak hanya bagi sekolahnya SMAN Model Terpadu Madani saja namun juga bagi Warga LDII Palu,Sulteng dan Indonesia.

Selain mampu meraih emas di ajang OSN di Jakarta untuk mata pelajaran kebumian. Di OSN, Fraga juga, kini menjadi wakil Indonesia untuk mengikuti International Earth Sains Olimpiad (IESO) di Taiwan. Prestasi fraga telah terlihat sejak sekolah di SMPN 1 Palu. Fraga mampu menyelesaikan pendidikannya pada kelas akselerasi dengan masa sekolah yang hanya dua tahun. Setelah masuk ke SMAN Model Terpadu Madani prestasi Fraga semakin menjadi.

Fraga saat masuk di SMAN Model Terpadu Madani, sangat tertarik dengan mata pelajaran kebumian atau geologi. Entah dari mana awalnya, Fraga langsung jatuh hati dengan pelajaran kebumian, sehingga dengan rasa ingin tahu yang sangat tinggi, mencari referensi yang berkaitan tentang kebumian.

Tidak hanya itu saja Fraga juga mendatangi Badan Metrologi dan Geofisika (BMG), untuk mencari tahu lebih banyak tentang kondisi dan struktur tanah dan bebatuan di Kota Palu. Bahkan, guru dan dosen yang menekuni mata pelajaran kebumian juga didatanginya. Tidak hanya belajar teori saja, Fraga juga praktik langsung tentang mata pelajaran kebumian.

Keseriusannya untuk belajar mata pelajaran kebumian akhirnya membuahkan hasil. Dia berhasil meraih prestasi terbaik baik di tingkat provinsi hingga ke tingkat nasional. Bahkan, Fraga berhasil menjadi perwakilan Indonesia di ajang internasional untuk mengikuti lomba International Earth Sains Olimpiad (IESO) di Taiwan.

“Prestasi yang saya capai ini tidak datang dengan sendirinya. Banyak perjuangan yang harus saya lalui. Tentunya dengan modal keyakinan bahwa saya bisa meraih hasil terbaik. Hanya itu saja yang ada dalam pikiran saya. Sebab dengan mengikuti lomba, tidak hanya sekadar mengukur sampai sejauh mana kemampuan, akan tetapi target yang ingin dicapai juga dapat dilihat,”ujarnya.

Mengikuti IESO di Taiwan merupakan pengalaman pertama bagi Fraga. Setidaknya membuat dirinya semakin tertantang untuk berupaya lebih maksimal. Soal belajar tidak terlalu dikebutnya, sebab kuncinya kata Fraga, hanya satu saja yakni modal keyakinan dan rasa percaya diri yang harus ditunjukkan.

Diakui Fraga, bahwa utusan dari negara negara lain, juga akan berupaya tampil maksimal. Untuk itu, dia juga akan berupaya maksimal, sehingga dapat menjadi yang terbaik di dunia.

Berbicara soal kebumian atau geologi kata Fraga, pembelajarannya seragam. Yang berbeda katanya, hanya cara penyajiannya saja. Tinggal ketekunan dan keseriusan belajar saja yang harus lebih ditingkatkan.

Fraga berharap, prestai yang dicapainya dapat diikuti siswa lainnya. Sehingga, semakin banyak siswa asal Palu maupun Sulteng, yang dapat membawa nama baik daerah sekaligus menjadi kebanggan orangtua. (Sumber : Radar Sulteng)

LDII Bali Gelar Seminar Pendidikan Anak



Thursday, January 21 2010 10:13 WIB


Denpasar (Antara Bali) - Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia atau LDII Provinsi Bali menggelar seminar untuk kaum ibu dengan tema mengenai pentingnya pendidikan teknologi dalam mengasuh anak.

I Gusti Ayu Tirtha Adiasari, pimpinan Niti Mandala Club memberikan informasi tentang pentingnya pemahaman mendidik anak di era teknologi di hadapan ratusan peserta seminar.

Siaran pers LDII Bali yang diterima ANTARA di Denpasar, Kamis menyebutkan, seminar itu menghadirkan pembicara, I Gusti Ayu Tirtha Adiasari, SE, pimpinan Niti Mandala Club, sebuah lembaga pendidikan yang melayani kebutuhan alternatif belajar bagi siswa yang mempunyai masalah dalam model pendidikan formal.

Ratusan peserta seminar yang sebagian besar masih awam soal teknologi terkini terlihat sangat antusias mengikuti hingga acara berakhir.

Mereka terlihat antusias belajar mengenai pendidikan bagi anak di zaman yang tidak bisa lepas dari dunia teknologi ini.

Ketua panitia seminar, Hj Ni Made Winarni mengungkapkan, kegiatan ini merupakan awal dari program kerja lima tahun Biro Peranan Wanita dan Kesejahteraan LDII Provinsi Bali.

"Kami berharap dengan adanya seminar semacam ini peranan kaum ibu dan kaum istri dalam mewujudkan keluarga sakinah mawadah wa rahmah bisa meningkat, terutama juga dalam masalah mendidik anak yang di masa sekarang sangat rentan terpengaruh oleh hal negatif dari adanya teknologi," katanya.

Dengan pemahaman yang baik tentang pentingnya pendidikan teknologi, kaum Ibu bisa lebih piawai dalam mendidik anak-anaknya menjadi cerdas namun tetap berakhlak.(*)

Suasana Kuta Meriah Kembang Api Denpasar Masuki 2010


31 Desember 2009 | 23:47 wib | Nasional


Denpasar, CyberNews. Nyala kembang api nan indah warnai langit malam di Pantai Kuta, Bali, Kamis (31/12). Tiupan terompet dari pengunjung baik wisatawan domestik maupun asing silih berganti berbunyi hingga memekakan telinga.

Suasan cukup meriah pada perayaan malam tahun baru terjadi di lapangan Puputan Badung, Lapangan Renon, dan sejumlah kawasan wisata lainnya di sekitar Denpasar dan Badung.

Tepat pukul 00.01 Waktu Indonesia Tengah tanpa dikomando masyarakat yang bergerombol langsung meniupkan terompet, menyalakan kembang api dan klakson mobil sehingga suasana pergantian tahun benar-beanr bising, namun dipenuhi wajah-wajah gembira dalam penyambutan pergantian tahun ini.

Tiga Lokasi Penjual Petasan Dirazia, Ratusan Petasan Disita


[Denpasar.Hukum & Kriminal] 30.12.2009 15:18

Beritabali.com, Denpasar, Guna menciptakan malam tahun baru bebas dari petasan, aparat keamanan gabungan, tadi siang Rabu (30/12), menggelar razia tiga lokasi penjualan petasan di eputaran Jalan PB Sudirman, Renon dan Teuku Umar Denpasar. Sedikitnya ratusan petasan berbagai jenis yang harganya mencapai ratusan ribu rupiah disita.

Dalam pengamatan beritabali.com, razia petasan berlangsung sekitar pukul 11.30 Wita dan dipimpin Kabag Ops Poltabes Denpasar Kompol Tomy Bambang. Sebanyak 1 pleton
satuan Koramil, 60 personil polisi dan Satpol PP diikutkan dalam razia tersebut.

Tim gabungan awalnya bergerak ke seputaran Jalan PB Sudirman. Beberapa penjual petasan yang menggunakan sepeda dayung, kaget setelah melihat petugas datang. Tidak
banyak yang bisa mereka perbuat, kecuali pasrah, petasan mereka disita petugas.

Namun banyak pula para penjual petasan yang pintar berdagang petasan. Agar tidak diketahui petugas, petasan mereka sembunyikan di semak semak. Meski demikian,
petugas sudah mengantisipasinya dan mengambil petasan yang disembunyikan.

Aparat keamanan hanya menyita petasan yang tergolong berbahaya. Petasan tersebut berdaya ledak tinggi, yang bisa memicu kebakaran. Masing masing petasan berdiameter 2,5 inci, besar lingkaran 5 cm dan panjang 2 meter.

Setelah menggelar razia di seputaran Jalan PB Sudirman, aparat keamanan bergerak ke kawasan Renon dan Jalan Teuku Umar. Di dua lokasi itu, petasan yang sama disita dari para
pedagang. Ratusan petasan langsung diamankan di Poltabes Denpasar.

Para pedagang sedikit kesal dengan razia tersebut. Sebab, mereka mengaku sudah membayar biaya per hari untuk berjualan.

Menurut Yanto, setiap harinya, mereka dipungli sebesar Rp 20 ribu oleh preman setempat.

“ Waktu jualan pertama, kami membayar Rp 10 ribu. Setelah banyak yang membeli mereka menaikkan harga Rp 20 ribu, apalagi sekarang malam tahun baru sudah dekat. Banyak
preman yang bergantian datang untuk mengambil, kata mereka kami pasti aman. Nyatanya disita juga,” ujar Yanto pedagang yang berjualan di PB Sudirman. (Spy)

SAAT TEPAT MENENTUKAN ARAH KIBLAT


Bagi Umat Islam, arabumih ke Mekah dilihat dari posisinya adalah sangat penting. Karena di sanalah terletaknya Ka’bah yang menjadi arah kiblat shalat Umat Islam. Bagi penduduk/masyarakat sekitar Masjidil Haram, penentuan arah kiblat tidak ada masalah. Namun bagi orang yang berada jauh dari Masjidil Haram akan terasa sulit menentukan arah kiblatnya. Untuk itu diperlukan suatu metode/cara dalam menentukan arah kiblat tersebut secara sederhana dan mudah dilakukan. Beberapa Cara Dalam Menentukan Arah Kiblat Ada beberapa cara dalam menentukan arah kiblat, yaitu: dengan perhitungan matematis, menggunakan kompas dan mengacu pada matahari terbenam. Masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. 1. Menggunakan Perhitungan Matematis Untuk perhitungan ini, harus diketahui letak koordinat Mekah (Ka’bah) dan letak koordinat tempat (kota) pengamat. Bagi kota-kota tertentu koordinat (lintang dan bujur) biasanya dapat diketahui berdasarkan table (kota kecamatan atau lebih besar). Jika pengamat jauh dari kota, cara teliti untuk menentukan posisi tempat pengamat adalah dengan menggunakan GPS (Global Positioning System). Kendala yang harus dihadapi dengan menggunakan metode ini antara lain adalah perhitungan yang rumit, hal ini karena bumi berbentuk bola, maka harus pula menggunakan trigonometri bola. Selain itu perlu koreksi karena bumi tidak bulat sepenuhnya, namun agak pepat di kutub Utara dan Selatan. 2. Menggunakan Kompas Arah kiblat biasanya diukur dari Utara dan Barat. Namun perlu diketahui bahwa arah Utara dan Barat tidak bisa ditentukan secara tepat dengan menggunakan Kompas karena arah tersebut berubah-ubah dan merupakan fungsi dari posisi (koordinat dan ketinggian) permukaan Bumi dan fungsi dari waktu. Kutub Utara bumi terhadap sumbu rotasi juga memiliki sudut sebesar 23,5O dan medan magnetik bumi semakin kuat mendekati daerah kutub. 3. Mengacu Pada Matahari Terbenam Kedua cara di atas menunjukkan kendala-kendala yang sulit dihindari. Namun demikian, terdapat suatu cara yang cukup mudah dilakukan. Dua kali dalam setahun Matahari tepat berada di atas kota Mekah (Ka’bah), yaitu pada tanggal 28 Mei pukul 16:18 WIB dan 16 Juli pukul 16:27 WIB. Hal ini terjadi karena adanya rotasi bumi yang tidak tepat pada sumbunya, namun membentuk sudut 23,5O. Akibatnya lintasan garis edar matahari tidak tepat lagi sejajar khatulistiwa, namun membentuk sudut 23,5O. Kemiringan ini juga membuat lintasan edar matahari (gerak semu matahari) berubah-ubah sepanjang tahun dari utara ke selatan kemudian ke utara begitu seterusnya dengan batas 23,5O LU dan 23,5O LS. Posisi kota Mekah berada pada koordinat 21º26′ LU dan 39O49’ BT. Saat Gerak semu matahari dari Khatulistiwa (0O) ke Garis Balik Utara (GBU = 23,5O LU) dan kembali ke Khatulistiwa (0O) berada dalam rentang 21 Maret sampai 23 September, pada rentang inilah matahari melintas tepat di atas kota Mekah sebanyak 2 kali, yaitu pada tanggal 28 Mei saat matahari menuju GBU dan pada tanggal 16 Juli saat matahari menuju Garis Balik Selatan (GBS = 23,5O LS). Untuk mendapatkan petunjuk kapan matahari berada di atas kota Mekah, dapat dilihat pada Astronomical Almanac ataupun dengan menggunakan software/program komputer untuk Astronomi semisal Cybersky (dapat dilihat/didownload pada situs www.cybersky.com). a. Posisi Matahari Saat Menentukan Arah Kiblat Indonesia bagian barat lebih cepat 4 jam (GMT = +07:00) dari waktu Saudi Arabia (GMT = +03:00). Jika waktu di Mekah menunjukkan pukul 12.00 siang, maka kota Medan (WIB) telah memasuki pukul 16.00 WIB. Pada tanggal 28 Mei pukul 16:18 WIB dan tanggal 16 Juli pukul 16:27 WIB matahari tepat di atas kota Mekah (Ka’bah). Dengan kata lain, Medan (WIB) telah memasuki waktu sholat Ashar. Jika seorang pengamat melihat ke arah barat, maka matahari berada pada ketinggian lebih kecil dari 45O dari ufuk barat. Pada saat-saat tersebut matahari tegak lurus terhadap garis horizon/ufuk, artinya jika ditarik garis lurus dari matahari ke ufuk barat, garis tersebut tepat jatuh di kota Mekah. Jika matahari diandaikan sebagai balon terbang yang diikat ke tanah (di Mekah) secara tegak lurus, maka pengamat dari kejauhan akan melihat perpanjangan benangnya ke tanah merupakan petunjuk arah posisi kota Mekah. b. Langkah-langkah Menentukan Arah Kiblat Tanggal 28 Mei 2008 tepat pukul 16:18 WIB saatnya siap untuk melakukan pengamatan. Lakukan persiapan-persiapan sebelum waktu tersebut masuk. Aturlah posisi pengamatan pada tempat terbuka, sehingga bisa melihat langsung matahari di ufuk barat. Ambil tiang/tongkat dan pancangkan di tanah secara tegak lurus. Arah datangnya bayangan yang terjadi oleh tiang/tongkat tersebut merupakan arah kiblat. Hasil tersebut tidak bisa dijadikan acuan untuk tempat yang berjauhan, misalnya Medan terhadap Lubuk Pakam. Penentuan arah kiblat ini masih dapat dikatakan akurat jika waktu pengukuran dalam rentang ± 1 jam sebelum dan sesudah keberadaan matahari di atas kota Mekah (15:30 – 17:30 WIB). c. Penentuan Kiblat di Sebelah Barat, Utara dan Selatan Mekah Karena Indonesia berada di Timur kota Mekah, saat yang tepat untuk menentukan arah kiblat adalah di waktu Ashar, sesuai dengan perbedaan waktunya. Bagaimana menentukan arah kiblat untuk daerah di bagian barat Mekah? Bagaimana pula untuk daerah di bagian Utara dan Selatan? Untuk daerah di bagian barat kota Mekah, metode yang dipakai adalah sama dengan untuk bagian timurnya. Perbedaannya, jika di timur Mekah penentuan dilakukan di waktu Ashar, maka di barat kota Mekah dilakukan di waktu pagi menjelang siang. Sebagai contoh untuk daerah Kairo dan Istambul (GMT= +02.00), penentuan arah kiblat sebaiknya satu jam sebelum matahari berada di atas Mekah, begitu seterusnya. Untuk tempat-tempat di utara/selatan kota Mekah, metode di atas hanya berlaku untuk daerah yang dibatasi oleh rentang 23,5O LU sampai 23,5O LS. Di luar lintang tersebut keakuratan pengukuran sangat diragukan. d. Waktu Lain Untuk Menentukan Arah Kiblat Di atas telah disebutkan matahari tepat di atas kota Mekah setiap tanggal 28 Mei dan 16 Juli tiap tahunnya. Jika pada tanggal 28 Mei ini pengamat tidak dapat melakukan pengukuran, waktu lain untuk pengukuran adalah tanggal 16 Juli jam 16:27 WIB. Selain untuk mencoba kesempatan yang kedua, pada tanggal 16 Juli ini dapat dijadikan pembuktian kebenaran hasil kerja pada kesempatan sebelumnya. e. Kekurangan Metode Matahari Terbenam Selain karena waktunya yang sempit, yaitu 2 kali dalam setahun, penentuan arah kiblat dengan metode ini tidak dapat digunakan pada daerah koordinat yang memiliki beda bujur lebih dari 90O terhadap Kota Mekah baik dari Timur maupun Barat, atau memiliki beda waktu ± 6 jam (1 jam = 15O). Karena posisi kota Mekah berada pada 39O49’ BT, maka pengamat yang bisa melakukan pengukuran tersebut adalah yang berada di bujur yang lebih kecil dari ± 129O BT. Begitu juga untuk daerah di barat kota Mekah, metode ini hanya berlaku bagi koordinat yang lebih kecil dari ± 51O BB. f. Solusi Bagi Daerah Yang Berbeda 90O Dengan Kota Mekah Untuk daerah-daerah di Indonesia Timur, penentuan arah kiblat saat Matahari tepat di atas Ka’bah tidak dapat dilakukan, karena matahari telah terbenam (di bawah ufuk). Lalu bagaimana solusinya? Untuk daerah yang tidak dapat melakukan penentuan arah kiblat saat Matahari tepat berada di atas Ka’bah, dapat melakukannya setengah tahun kemudian. Dalam setahun terdapat 2 hari dimana posisi matahari tepat berada di bawah Mekah, saat ini matahari berada di belahan barat bumi. Seandainya ditarik garis lurus menembus pusat bumi, posisi gerak semu matahari tepat menembus kota Mekah. Pada tiap tanggal 28 November 21:09 UT (29 November 04:09 WIB/05:09 WITA/06:09 WIT) dan pada tanggal 16 Januari 21:29 UT (17 Januari 04:29 WIB/05:29 WITA/06:29 WIT), matahari tepat berada di bawah Ka’bah. Jika saat tersebut pengamat sedang menghadap ke Matahari terbit, berarti pengamat tersebut tepat membelakangi arah kiblat. Dengan memancangkan tiang/tongkat secara tegak lurus di lantai/tanah maka arah jatuhnya bayangan tiang/tongkat tersebut merupakan arah kiblat. Kesempatan kedua dalam penentuan arah kiblat ini dapat dilakukan pada tanggal 17 Januari jam 06:29 WIT sekaligus menambah keakuratan pengukuran sebelumnya. Penutup Berdasarkan uraian yang telah di atas, dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penentuan arah kiblat dapat dilakukan dengan perhitungan matematis, menggunakan kompas dan mengacu pada matahari terbenam. Cara ketiga merupakan alternatif terbaik dan mudah dilakukan 2. Penentuan arah kiblat untuk Indonesia Bagian Barat dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu tepat pada tanggal 28 Mei di waktu Ashar. Dengan memperhatikan bayangan dari benda (tiang/tongkat) yang tegak lurus di tanah/lantai, maka arah datangnya bayangan merupakan arah kiblat. Cara yang sama dapat dilakukan pada tanggal 16 Juli di waktu Ashar sekaligus untuk menambah keakuratan pengukuran sebelumnya 3. Keterbatasan penentuan dengan bantuan metode matahari terbenam, antara lain: waktu penentuan yang sempit dan lokasi yang terbatas. Atas keterbatasan ini, sudah saatnya umat islam mempersiapkan diri dalam penentuan arah kiblat di tempat masing-masing. Wallahu a’lam. from: http://vandha.wordpress.com/2008/05/15/saat-tepat-menentukan-arah-kiblat/#comment-296

LDII Bali Gelar Lokakarya Bloger


Sabtu, 26 Desember 2009 16:05 WIB

Denpasar (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Bali menggelar lokakarya bagi para bloger dengan tema "Internet Sehat".

Siaran pers LDII Bali yang diterima ANTARA di Denpasar Sabtu menjelaskan, lokakarya itu diikuti 40 orang bloger dari aktivis LDII maupun dari luar.

"Ajang ini bertujuan mencetak bloger-bloger yang handal sekaligus punya, etika baik dalam penulisannya maupun isi dari postingannya. Untuk itu kami mengundang dari media massa, akademisi dan juga ulama," kata ketua panitia, Suparto.

Wakil Ketua DPD LDII Provinsi Bali itu menjelaskan bahwa peranan bloger dewasa ini semakin diperlukan, terutama untuk menangkal informasi di internet yang bernada negatif dan menyerang kelompok tertentu.

Selain itu, katanya, pelatihan ini juga dimaksudkan untuk memberikan wawasan bagi para bloger untuk bisa menulis di blognya dengan menggunakan kaidah bahasa yang baik, dalam hal ini bahasa Indonesia.

"Kami juga ingin memberikan pengetahuan mengenai dasar-dasar jurnalistikm bagi teman-teman bloger sehingga mereka bisa melakukan aktifitas tulis menulis dengan memiliki ilmu. Apalagi, bloger saat ini juga bisa membawa misi sebagai jurnalisme warga," katanya.

Mengenai kehadiran ulama dalam lokakarya itu, katanya, untuk memberikan masukan mengenai pentingnya menerapkan norma-norma agama dalam kegiatan berinternet karena saat ini aktifitas di dunia maya memang sangat rawan dengan pengaruh-pengaruh buruk yang tidak sesuai ajaran agama.

Adanya postingan negatif di dunia maya mengenai LDII, Suparto menjelaskan bahwa semua informasi itu tidak benar. Oleh karena itu salah satu misi penting yang diemban dalam menggelar ajang lokakarya bagi bloger ini adalah untuk menangkal semua informasi negatif mengenai LDII.

"Diharapkan dengan banyaknya bloger dari kalangan dan yang mengerti mengenai LDII ini bisa menuliskan aktifitas LDII dan juga kiprah-kiprahnya dalam turut serta membangun masyarakat Indonesia," katanya.

Demam Berdarah Dengeu (DBD)


Deman berdarah jenis ini menyerang di saat kekebalan penderita sedang menurun. DBD memiliki ciri khas dibandingkan dengan demam lain yakni, pada si penderita tidak ditemukan manifestasi pendarahan. Pada kulit si penderita tampak bintik-bintik pendarahan. Selain pada kulit, penderita juga dapat mengalami pendarahan di gusi, hidung, dan usus. Jika tidak sesegera mungkin ditangani dapat menyebabkan kematian pada si penderita.

DBD ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya sudah menggigit penderita yang terinfeksi dengeu.

Gejala
Gejala DBD diawali perasaan menggigil, nyeri kepala, saat menggerakan bola mata dan punggun. Kesakitan pada tungkai dan sendi akan terjadi beberapa jam sejak gejala demam dengue mulai dirasakan. Suhu tubuh akan meningkat dengan cepat mencapai 40 derajat celcius dengan detak nadi yang normal serta tekanan darah yang cenderung turun. Bola mata akan tampak kemerahan. Kemerahan juga tampak pada wajah yang dengan cepat akan menghilang. Kelenjar pada leher dan tenggorokan terkadang ikut membesar.

Pengobatan
Umumnya pengobatan bagi penderita Demam Berdarah adalah dengan cara menggnti cairan tubuh, memberi minum sebanyak 1,5 liter –2 liter dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu), dan juga garam elektrolit (oralit), kalau perlu 1 sendok makan setiap 3-5 menit kepada penderita.(tbs/tbs

Gempa 5,8 SR Guncang Papua

Minggu, 27/12/2009 20:48 WIB




Jakarta - Gempa kembali mengguncang sejumlah wilayah Indonesia. Kali ini gempa berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR) menggetarkan Jayapura, Papua.

Berdasarkan info dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa dirasakan terjadi sekitar pukul 20.19 WIB. Gempa terjadi pada 3.04 LS-139.83 BT.

Pusat gempa terjadi pada kedalaman 15 KM dengan lokasi 113 KM Barat Daya Jayapura, papua. Gempa ini tidak berpotensi tsunami.
(ape/ape)

Cukuplah Kematian Sebagai Peringatan


“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. Tirmidzi). Berbahagialah hamba-hamba Allah yang senantiasa bercermin dari kematian. Tak ubahnya seperti guru yang baik, kematian memberikan banyak pelajaran, membingkai makna hidup, bahkan mengawasi alur kehidupan agar tak lari menyimpang.
Nilai-nilai pelajaran yang ingin diungkapkan guru kematian begitu banyak, menarik, bahkan menenteramkan. Di antaranya adalah apa yang mungkin sering kita rasakan dan lakukan.

1. Kematian mengingatkan bahwa waktu sangat berharga

Tak ada sesuatu pun buat seorang mukmin yang mampu mengingatkan betapa berharganya nilai waktu selain kematian. Tak seorang pun tahu berapa lama lagi jatah waktu pentasnya di dunia ini akan berakhir. Sebagaimana tak seorang pun tahu di mana kematian akan menjemputnya.

Ketika seorang manusia melalaikan nilai waktu pada hakekatnya ia sedang menggiring dirinya kepada jurang kebinasaan. Karena tak ada satu detik pun waktu terlewat melainkan ajal kian mendekat. Allah swt mengingatkan itu dalam surah Al-Anbiya ayat 1, “Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).”

Ketika jatah waktu terhamburkan sia-sia, dan ajal sudah di depan mata. Tiba-tiba, lisan tergerak untuk mengatakan, “Ya Allah, mundurkan ajalku sedetik saja. Akan kugunakan itu untuk bertaubat dan mengejar ketinggalan.” Tapi sayang, permohonan tinggallah permohonan. Dan, kematian akan tetap datang tanpa ada perundingan.

Allah swt berfirman dalam surah Ibrahim ayat 44, “Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) dating azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang zalim: ‘Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul..”

2. Kematian mengingatkan bahwa kita bukan siapa-siapa

Kalau kehidupan dunia bisa diumpamakan dengan pentas sandiwara, maka kematian adalah akhir segala peran. Apa pun dan siapa pun peran yang telah dimainkan, ketika sutradara mengatakan ‘habis’, usai sudah permainan. Semua kembali kepada peran yang sebenarnya.

Lalu, masih kurang patutkah kita dikatakan orang gila ketika bersikeras akan tetap selamanya menjadi tokoh yang kita perankan. Hingga kapan pun. Padahal, sandiwara sudah berakhir.

Sebagus-bagusnya peran yang kita mainkan, tak akan pernah melekat selamanya. Silakan kita bangga ketika dapat peran sebagai orang kaya. Silakan kita menangis ketika berperan sebagai orang miskin yang menderita. Tapi, bangga dan menangis itu bukan untuk selamanya. Semuanya akan berakhir. Dan, peran-peran itu akan dikembalikan kepada sang sutradara untuk dimasukkan kedalam laci-laci peran.

Teramat naif kalau ada manusia yang berbangga dan yakin bahwa dia akan menjadi orang yang kaya dan berkuasa selamanya. Pun begitu, teramat naïf kalau ada manusia yang merasa akan terus menderita selamanya. Semua berawal, dan juga akan berakhir. Dan akhir itu semua adalah kematian.

3. Kematian mengingatkan bahwa kita tak memiliki apa-apa

Islam menggariskan bahwa tak ada satu benda pun yang boleh ikut masuk ke liang lahat kecuali kain kafan. Siapa pun dia. Kaya atau miskin. Penguasa atau rakyat jelata Semuanya akan masuk lubang kubur bersama bungkusan kain kafan. Cuma kain kafan itu.

Itu pun masih bagus. Karena, kita terlahir dengan tidak membawa apa-apa. Cuma tubuh kecil yang telanjang. Lalu, masih layakkah kita mengatasnamakan kesuksesan diri ketika kita meraih keberhasilan. Masih patutkah kita membangga-banggakan harta dengan sebutan kepemilikan. Kita datang dengan tidak membawa apa-apa dan pergi pun bersama sesuatu yang tak berharga.

Ternyata, semua hanya peran. Dan pemilik sebenarnya hanya Allah. Ketika peran usai, kepemilikan pun kembali kepada Allah. Lalu, dengan keadaan seperti itu, masihkah kita menyangkal bahwa kita bukan apa-apa. Dan, bukan siapa-siapa. Kecuali, hanya hamba Allah. Setelah itu, kehidupan pun berlalu melupakan peran yang pernah kita mainkan.

4. Kematian mengingatkan bahwa hidup sementara

Kejayaan dan kesuksesan kadang menghanyutkan anak manusia kepada sebuah khayalan bahwa ia akan hidup selamanya. Hingga kapan pun. Seolah ia ingin menyatakan kepada dunia bahwa tak satu pun yang mampu memisahkan antara dirinya dengan kenikmatan saat ini.

Ketika sapaan kematian mulai datang berupa rambut yang beruban, tenaga yang kian berkurang, wajah yang makin keriput, barulah ia tersadar. Bahwa, segalanya akan berpisah. Dan pemisah kenikmatan itu bernama kematian. Hidup tak jauh dari siklus: awal, berkembang, dan kemudian berakhir.

5. Kematian mengingatkan bahwa hidup begitu berharga

Seorang hamba Allah yang mengingat kematian akan senantiasa tersadar bahwa hidup teramat berharga. Hidup tak ubahnya seperti ladang pinjaman. Seorang petani yang cerdas akan memanfaatkan ladang itu dengan menanam tumbuhan yang berharga. Dengan sungguh-sungguh. Petani itu khawatir, ia tidak mendapat apa-apa ketika ladang harus dikembalikan.

“Ad-Dun-ya mazra’atul lil akhirah.” (Dunia adalah ladang buat akhirat)

Orang yang mencintai sesuatu takkan melewatkan sedetik pun waktunya untuk mengingat sesuatu itu. Termasuk, ketika kematian menjadi sesuatu yang paling diingat. Dengan memaknai kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan. [Oleh : Heri_Lantabur]